logo sekolah

logo sekolah

PHSI

PHSI
phsi

rohis

rohis

PRAMUKA

PRAMUKA

hai hai

selamat datang,, semoga anda puas dengan blog kami...

amin

Cari Blog Ini

Selasa, 03 November 2009

Sifilis / Raja Singa

Definisi

Penyakit infeksi akut, subakut, atau kronik yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum biasanya didapat melalui kontak seksual dengan orang yang terinfeksi

Patologi dan Penyebab

Spirochae T.phallidum pertama kali ditemukan pada tahun 1905 tetapi penyakit pernah endemik di Eropa pada pertengaha abad XV

T.pallidum dapat berpenetrasi melalui mukosa normal dan abrasi ringan pada epitel

Treponema lambat berkembang biak dari lesi patologik primer merupakan endarteritis fokal. Lipatan inflamasi terbentuk sekitar pembuluh darah yang terserang, lumen mengalami obliterasi, dan menyembuh dengan banyak fibrosis.

Reaksi granulomatosa sering ditemukan pada sifilis sekunder dan lanjut

Respon penderita terhadap infeksi berupa antibodi yang banyak. Antibodi ini mempunyai arti untuk penegakkan diagnosis (Lihat: Pemeriksaan Khusus di bawah)

Gejala dan Tanda

Masa inkubasi dan saat kontak sampai timbulnya lesi pada tempat inokulasi kira-kira 21 hari (10-90 hari)

Terbentuk papel yang tidak nyeri, yang memecah membentuk ulkus dengan dasar bersih (syanker) dan tepi menonjol dan berindurasi yang bertahan selama 2-6 minggu, kemudian menyembuh spontan

Beberapa minggu setelah syanker menghilang, penderita menunjukkan stadium sekunder yang khas dengan demam, ringan, sakit kepala, malaise, limfadenopati menyeluruh, dan ruam mukokutan. Hepatitis mungkin terjadi; kondiloma lata mungkin timbul pada tempat yang lembab dan hangat seperti pada perineum; kira-kira 30% penderita menunjukkan bercak pada mukosa, berupa membran putili kelabu, berbentuk oval dan agak menonjol pada genitalia mulut, atau lidah yang seperti kondilomata, sangat menular

Sifilis laten : mulai dengan serangan pertama dan sifilis sekunder danmungkin berlangsung seumur hidup. Tanda-tanda klinis penyakit tidak ada dan cairan serebrospinalis normal

Sifilis lanjut jinak. Gummata, tunggal atau multipel, tampak 1-10 tahun setelah infeksi awal; timbul pada kulit, traktus respiratorius, traktus gastrointestinalis, dan tulang

Sifilis Kardiovaskuler

Terjadi insufisiensi aorta atau aneurisma aorta

Neurosifilis

Asimtomatik (tes serologik positif pada cairan serebrospinalis tanpa tanda-tanda dan gejala-gejala penyakit neurologik)

Meningovaskular : meningitis aseptik akut atau subakut, tanda dan gejala trombosis kardiovaskular dan infark, kelumpuhan saraf kranial, dan mielitis transversa mungkin ditemukan

Tabes dorsalis penyakit degeneratif yang lambat tapi progresif, menyerang kolumna posterior dan medula spinalis dengan akihat hilangnya refleks perifer, gangguan rasa getaran dan posisi, ataksia progresif; mungkin timbul sendi Charcot; rasanya nyeri seperti "kilat" timbul pada anggota gerak; melibatkan mata atrofi nervus optikus, dan pupil Argyll-Robertson mungkin ditemukan

Paresis umum : meningoensefalitis kronik dengan akibat hilangnya fungsi korteks yang progresif, mudah tersinggung, pelupa, "insight" kurang, gelisah, dan delusi dalam derajat yang bervariasi

Siflils Kongenital

Ibu dapat menularkannya pada fetus, terutama pada kehamilan yang terjadi dalam 5 tahun sejak permulaan infeksi; tes serologik dan para ibu yang dicurigai harus dilakukan pada kehamilan dini. Infeksi maternal yang tidak diobati mungkin menyebabkan lahir mati, kematia neonatus, prematuritas, atau sindrom sifilis kongenital dini atau IA njut padA bayi~bayi yang bertahan hidup

Diagnosis Banding

Lesi primer herpes virus hominis tipe II, kankroid, limfogranuloma vencreum, granuloma inguinale karsinoma, infeksi fungus superfisial, lesi traumatik, liken planus

Sifilis sekunder : pitirlasis rosea, erupsi obat, "rash" Demam akut, psoriasis skabies, liken planus, kandidiasis oral (bercak di mukosa), monunukicosis infeksiosa,hepatitis infeksiosa, kondiloma akuminata ("common venereal warts" tidak boleh dikacaukan dengan Kondiloma akurninata)

Pemeriksaan Khusus

Cairan serosa dari ulseratif primer dilihat dengan mikroskop lapang gelap untuk mencari T.pallidun

T.pallidum mungkin ditemukan pada biopsi dengan antibodi fluoresen atau pewarnan perak

Tes serologik nontreponema standar untuk antibodi antikardiolipin adalah tes VDRL (venereal disiase Research laboratory. Banyak tes skrining lain yang digunakan termasuk RPR ("Rapid Plasma Reagin")

Tes treponerna : Imobilisasi T.pallidum (TPI); "Fluorescent treponemal antibody absoption" (FFA-ABS); microbemagglutination assay for Tpallidum (MHA-TR)

Hasil positif semu terjadi pada 10-20% dan tes pada tes serologik nontreponema

Positif sernu akut (kurang dan atau sarna dengan 6 bulan) mungkin ditemukan setelah imunisasi, berbagai jenis infeksi, atau sebagai akibat kesal('~han laboratorium

Tes positif semu kronik ditemukan pada penyakit autoimun seperti lupus eritematosus sistemik, kelainan imunoglobulin, pencandu narkotik, usia bertambah, dan setelah infeksi dengan frambusia, pinta atau bejel

Pengobatan

Sifilis primer, sekunder, dan laten dini (kurang dari 1 tahun) : obat pilihan adalah penicillin G benzathine 2.4 juta unit IM satu kali; atau penicillin G procain, 600.000 unit IM tiap hari selama 8 hari

Sifilis laten lanjut (lamanya lebih dari I tahun) dan sifillis kardiovaskular : obat pilihan adalah penicillin G procaine, 600.000 unit tiap han selama 15 han; atau pcnicillin G benzathine, 2.4 juta unit IM tiap minggu selama 3 minggu

Neurosifilis : penicilline G crystalline, 24 juta unit IV tiap 4 jam selama 10 han; atau penicillin G procaine, 1.2 juta unit IM tiap han selama 15 han

Untuk sifilis kongenital dengan cairan serebrospinalis normal: penicillin G benzathine, 50.00 unit/kg IM diberikan sekali; bila cairan serebrospinalis abnormal, penicillin G crystalline~ 25.000 unit/kg IM atau IV 2 kali sehari untuk paling sedikit 10 hari; atau penicillin G procaine, 50.000 unit/kg IM sebari paling sedikit 10 hari

Penderita yang sensitif terhadap penicillin, untuk semua jenis : tetracycline 500 mg peroral 4 kali sehari selama 15 han; atau erythromycin, 500 mg 4 kali sehari peroral untuk 15 hari, merupakan terapi pengganti yang adekuat

Reaksi Jariseh-Herxbeimer mungkin terjadi dalam waktu 6-8 jam setelah terapi awal; demam, menggigil, mialgia, takikardia, dan berbagai gejala sistemik lain; lesi mukosa, dan lesi neurologik mungkin memburuk. Reaksi ini ditemukan sampai pada 50% penderita dengan sifilis primer, 75% dengan sifilis sekunder, dan 30% dengan neurosifilis

Prognosis

Tes mungkin tetap positif sampai 18 bulan setelah pengobatan sifilis primer

Cairan serebrospinalis mungkin abnormal sampai 1 tahun dan VDRL-positif untuk beberapa tahun setelah pengobatan yang adekuat

Perubahan-perubahan pada sifilis kongenital mungkin ireversihel bila tanpa pengobatan

Sampai 30% penderita yang tidak diobati meninggal akibat penyakit ini, basanya akibat "sifillis kardiovaskuler"; sifillis neurologik menyebabkan kematian pada 7% penderita yang tidak diobati

Prognosis sangat baik bila pengobatan memadai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar